... MENUTUPI TERTUTUP ...



MENUTUPI TERTUTUP


Imam al-Qusyairi berkata: “ Barangsiapa yang sifatnya tertutup untuk menyaksikan Rabb-Nya, maka peringatan orang yang menunjukan kebenaran dan yang menolong dalam mengambil keuntungan, tidak akan berguna lagi baginya. Bahkan ia lebih cenderung kepada penyeru kelalaian dan lebih menuruti kelalaian. Demikian pula orang kafir, tidak akan mau memelihara diri dari kesesatan dan tidak mau sadar atas kecelakaan yang telah dilaluinya. Orang yang diikat oleh belenggu dirinya dan orang yang terhijab untuk melihat yang ghaib dan melihat Rabb-Nya, tidak akan melihat petunjuk-Nya dan tidak menapaki jalan-Nya.

Imam al-Qusyairi berkata: “Orang yang tinggal dalam kegelapan para penyerunya, adalah sama baginya, apakah ada juru nasihat yang menasihatinya atau orang jahat yang membujuknya. Alasannya ialah bahwa Allah Ta’ala telah mencabut barakah keta’atan dari dalam dirinya, sehingga ia tidak lagi menurutu penyeru kejalan kebaikan.”

Dalam menerangkan ayat: innal ladzina kafaru (sesungguhnya orang-orang kafir), kitab at-Ta’wilat an-Najmiyyah menjelaskan bahwa orang-orang kafir adlah orang-orang yang mengingkari ke-Tuhanan, padahal mereka telah mengiyakan pada saat Allah swt. bertanya: “Bukankah Aku Rabb kalian?” Mereka telah menutupi hatinya dengan kotoran amal perbuatan mereka yang alamiah, dan menuruti hawa nafsu. Mereka telah merusak potensi yang baik, yaitu fitrah Allah. Manusia memang dicciptakan menurut fitrah itu, akan tetapi kemudian menampilkan sifat-sifat kebinatangan, kebuasan dan sifat setan. Sehubungan dengan ini Allah berfirman:
كَلَّاۖ بَلۡۜ رَانَ عَلَىٰ قُلُوبِهِم مَّا كَانُواْ يَكۡسِبُونَ  ١٤
Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutupi hari mereka
(Q.s al-Muthaffifin: 14)

Keterangan tersebut terjadi setelah mereka melihat alam bentuk kejahatan dengan keadaan indra yang lima. Roh-roh mereka yang baik terhalang dari yang lazim dilihatnya, dan dari yang dicintainya. Kemudian roh itu mendapat ujian dengan ditemaninya hawa nafsu kebinatangan dan berjinak-jinakan dengannya.

Manusia disebut insan karena ia senang (anis) berdampingan dengan hawa nafsu yang jahat, sehingga roh bagus menjadi jahat. Kemudian manusia menganggap baik pada yang dianggap baik oleh hawa nafsu dan bersenang-senang seperti halnya binatang bersenag-senag. Ia memutuskan makanan ruhani untuk dirinya, melupakan larangan-larangan Allah, melupakan kedekatan dengan-Nya dalam taman kejinakan.

Manusia disebut an-nas karena ia nelupakan kesesatannya dalam lembah kerugian dan disesatkan oleh setan di alam yang menakutkan. Setelah mereka melupakan Allah dengan kekufuran, maka Allah melupakan mereka dengan kehinaan, sehingga mereka didominasi oleh hawa nafsu dan Allah menjatuhkanmereka kedalam tempat kebinasaan yang hina. Mereka menjadi manusia dengan tubuh yang hidup namun kalbunya mati.

Sama saja bagi mereka, kamu beri peringatan, berupa janji dan ancaman dan ditakut-takuti dengan adzab yang keji, atau tidak kamu beri peringatan, mereka tidak akan beriman. Mereka tidak mengimani pada yang kamu beritahukan dan serukan kepada mereka, serta kamu peringakan. Kepercayaan mereka kepada dunia ghaib tertutup oleh kerasnya kamanisan dunia. Kalbu mereka dikunci oleh kecintaan dan nafsu kepada dunia. Kalbunya ditutup dengan mengikuti hawa nafsu. Sehubungan dengan ini, Allah Ta’ala berfirman:

أَفَلَا يَتَدَبَّرُونَ ٱلۡقُرۡءَانَ أَمۡ عَلَىٰ قُلُوبٍ أَقۡفَالُهَآ  ٢٤
Mengapakah mereka tidak memperhatikan al-Qur’an ataukah kalbu mereka terkunci?
(Q.s Muhammad: 24)

Mereka tidak mencium wangi taman Allah, akan tetapi angina topan kecelakaan berhembus kepada mereka dari tempat berhembusnya hukuman kecelakaan orang-orang terdahulu, sehingga tertutup kalbu mereka terkunci, sebagaimana Allah berfirman: “ Allah telah mengunci.” Demikiamlah keterangan dalam kitab at-Ta’wilat.

Injil mengumpamakan kalbu mereka bagaikan pasir yang tidak matang dimasak oleh api, tidak akan lunak oleh air dan tidak akan roboh oleh angin.

Comments

Popular posts from this blog

... janganlah kalian menyembunyikan kebenaran ...

... yang ada penyakit dalam hatinya ...